Iklan Pangluhurna

Menyikapi Anak yang Jarang Provokatif

Anak yang biasa berperilaku baik biasanya akan jarang sekali melakukan perlawanan kepada orangtua. Ia akan cenderung selalu menurut pada apa yang dikatakan orangtuanya. Namun, anak seperti ini biasanya akan leih sensitif terutama ketika ia sedang mendapatkan teguran atau dimarahi. Apabila ia dimarahi maka ia akan lebih memilih untuk pergi dan menyendiri.

Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika orangtua menanggapi perilaku anak yang tidak biasanya, diam tanda marah atau kecewa. Karena, mungkin saja ia memilih diam karena merasa kecewa oleh sikap atau ucapan orangtuanya. Misalnya, orangtua lupa memenuhi janji yang pernah mereka ucapkan kepada anak. Menyikapi perilaku anak seperti itu, maka bersikaplah orangtua sabar, tidak lekas marah. Tanyakanlah baik-baik karena biasanya anak tipe ini tidak akan diam tanpa sebab. Berikanlah dukungan kepadanya untuk mau menceritakan apa yang menyebabkan iamenjadi diam (yer).

 Menyikapi Anak yang Jarang Provokatif


Menangis, manja, dan marah adalah beberapa sikap yang biasa terjadi pada anak. Namun, sikap anak yang patuh, tenang, disiplin, dan berbudi baik adalah beberapa sikap anak yang luar biasa. Sikap baik yang tumbuh dalam diri anak tentu bukan karena kebetulan atau secara tiba-tiba saja terjadi. Beberapa sikap baik yang ada pada diri anak merupakan hasil ’olahan’ orangtuanya. Yaitu, dari pengasuhan yang baik yang biasa mereka lakukan kepada anak tersebut.


Ada beberapa manfaat jika orangtua selalu memiliki kemauan untuk belajar, mencari ilmu dengan membaca buku, mencari informasi di internet, dan bertanya kepada orang yang lebih memahami tentang anak. Pada umumnya, orangtua tersebut akan lebih mudah mendapatkan jawaban atau solusi tentang masalah yang sering terjadi pada anak. Selain itu, orangtua seperti ini biasanya akan lebih mudah dalam mendidik anak. Sebab, di antara mereka sudah terjalin sebuah ikatan batin yang baik, mereka saling percaya, dan saling memahami satu dengan lainnya.


Orangtua ‘cerdas’ adalah orangtua yang selalu menjaga, membimbing, dan mampu menyediakan waktu untuk anak. Sehingga, anak tidak akan pernah merasa bahwa dirinya ditinggalkan dan diabaikan. Walaupun, orangtuanya sibuk atau secara fisik orangtua berada di tempat yang jauh darinya. Namun, anak tersebut akan selalu merasa bahwa orangtuanya selalu berada di dekatnya dan bersedia mendengarkan curahan hatinya (Inayati Ashriyah, 2007).


Orangtua yang ‘cerdas’ akan mampu menciptakan generasi yang pintar, berkualitas, dan berpotensi menjadi seseorang yang sukses. Orangtua yang cerdas dan pintar akan mampu mendidik anak menjadi orang yang cerdas dan pintar juga. Anak yang cerdas akan lebih mudah untuk mencapai sukses. Karena, orangtua dan anak yang cerdas akan lebih mudah melakukan komunikasi. Sehingga, masalah atau sesuatu yang ingin dicapai lebih mudah untuk diutarakan atau didiskusikan (yer)


Apabila orangtua sudah mengetahui apa yang menyebabkan anak menjadi diam dan ternyata semua itu akibat kesalahan atau kekhilapan orngtua. Maka, segeralah meminta maaf keadanya. Berikanlah penjelasan kepadanya dengan cara yang baik, bukan malah sebaliknya orangtua marah karena anak ’ngambek’ dengan cara diam. Anak yang merasa dirinya diterima dan dimengerti mungkin akan jauh lebih bisa mengendalikan keinginannya untuk berontak, membandel, dan melawan (provokatif) (Don Fleming & Mark Ritts, 2007).

1 Response to "Menyikapi Anak yang Jarang Provokatif"

  1. "Selamat siang Bos 😃
    Mohon maaf mengganggu bos ,

    apa kabar nih bos kami dari Agen365
    buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
    ayuk... daftar, main dan menangkan
    Silahkan di add contact kami ya bos :)

    Line : agen365
    WA : +85587781483
    Wechat : agen365


    terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"

    ReplyDelete

Iklan Luhur H1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel